1.
Pengertian
Cooperative Learning Tipe Jigsaw
Arti
jigsaw dalam bahasa Inggris adalah gergaji ukir dan ada juga yang
menyebutkan dengan istilah puzzle yaitu sebuah teka-teki menyusun
potongan gambar. Pembelajaran kooperatif model jigsaw ini mengambil pola
cara bekerja gergaji (zigzag), yaitu siswa melakukan suatu kegiatan
belajar dengan cara bekerja sama dengan siswa lain untuk mencapai tujuan
bersama (Rusman 2011: 217). Sejalan dengan Isjoni (2007: 54) pembelajaran
kooperatif jigsaw merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang
mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran
untuk mencapai prestasi yang maksimal.
Slavin
(2010: 246) mengemukakan bahwa jigsaw adalah salah satu dari
metode-metode kooperatif yang paling fleksibel. Dan menurut Trianto
(2009: 74) dalam belajar kooperatif tipe jigsaw, secara umum siswa
dikelompokkan secara heterogen dalam kemampuan.
Menurut
Suwangsih & Tiurlina (2006: 164) pembelajaran kooperatif tipe jigsaw,
setiap anggota kelompok ditugaskan mempelajari satu topik tertentu, kemudian
akan bertemu dengan kelompok lain yang mempelajari topik yang sama. Setelah
berdiskusi dan bertukar pikiran, para siswa kembali ke kelompoknya
masing-masing untuk menjelaskan atau mendiskusikan apa yang telah dipelajarinya
kepada teman-teman kelompoknya.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa cooperative
learning tipe jigsaw adalah model pembelajaran yang mendorong siswa
lebih aktif, dimana siswa, bukan guru yang memiliki tanggung jawab lebih besar
dalam melaksanakan pembelajaran, siswa dituntut bekerja sama positif dimana
setiap anggota bertanggung jawab untuk mempelajari masalah tertentu dari materi
yang diberikan dan menyampaikan materi atau mengajarkan materi tersebut kepada
anggota kelompok yang lain. Selain itu model cooperative learning tipe jigsaw
memiliki kelompok awal dan kelompok ahli.
2.
Langkah-langkah
Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw
Dalam
pembelajaran cooperative learning terdapat beberapa langkah-langkah pada
implementasinya dalam proses pembelajaran. Begitu pula dalam model pembelajaran
Cooperative learning tipe jigsaw.
Langkah-langkah
pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw menurut Komalasari
(2011: 65-66) yang juga sejalan sama dengan pendapat Stephen, Sikes, and Snapp
(dalam Rusman, 2011: 220) yaitu sebagai berikut:
1.
Siswa
dikelompokkan ke dalam ± 4 orang anggota tim.
2.
Tiap orang
dalam tim diberi bagian yang berbeda
3.
Tiap orang
dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan
4.
Anggota dari
tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/subbab yang sama bertemu dalam
kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan subbab mereka.
5.
Setelah selesai
diskusi sebagian tim ahli, tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian
mengajar teman satu tim mereka tentang subbab yang mereka kuasai dan tiap
anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh.
6.
Tiap tim ahli
mempresentasikan hasil diskusi
7.
Guru memberi
evaluasi
8.
Penutup
Menurut
Miftahul Huda (2011: 118) mengemukakan bahwa teknis pelaksanaan model
pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw yang pertama,
setiap kelompok disajikan informasi yang sama. Kemudian, setiap anggota
kelompok yang mendapatkan bagian persoalan yang sama berkumpul menjadi
“kelompok ahli” untuk bersama-sama mempelajari dan memecahkan persoalan
tersebut. Setelah itu, mereka kembali kekelompoknya masing-masing untuk
mengajarkan topik yang lebih spesifik dari informasi tersebut kepada
teman-teman satu kelompoknya. Pengajaran ini dibutuhkan agar dirinya dan
teman-teman satu kelompoknya bisa siap mengahadapi ujian individu berikutnya.
Setelah itu, setiap anggota diuji secara individual melalui kuis. Skor yang
diperoleh setiap anggota dari hasil kuis ini akan menentukan skor yang
diperoleh oleh kelompok mereka.
Sejalan dengan Slavin (2010: 241) yang juga mengemukakan bahwa
kegiatan-kegiatan pengajaran dalam pembelajaran cooperative learning tipe
jigsaw adalah sebagai berikut:
1.
Membaca. Para
siswa menerima topik ahli dan membaca materi yang diminta untuk menemukan
informasi.
2.
Diskusi
kelompok-ahli. Para siswa dengan keahlian yang sama bertemu untuk
mendiskusikannya dalam kelompok-kelompok ahli.
3.
Laporan tim.
Para ahli kembali ke dalam kelompok mereka masing-masing untuk mengajari
topik-topik mereka kepada teman satu timnya.
4.
Tes. Para siswa
mengerjakan kuis-kuis individual yang mencakup semua topik.
5.
Rekognisi tim.
Skor tim dihitung seperti dalam STAD.
Dengan
demikian model cooperative learning tipe jigsaw merupakan model
pembelajaran yang mendorong siswa lebih aktif, dimana siswa, bukan guru yang
memiliki tanggung jawab lebih besar dalam melaksanakan pembelajaran, siswa
dituntut bekerja sama positif dimana setiap anggota bertanggung jawab untuk
mempelajari masalah tertentu dari materi yang diberikan dan menyampaikan materi
atau mengajarkan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain. Pelaksanaaannya
terdiri dari 6 langkah seperti yang telah peneliti simpulkan dari berbagai
pendapat para ahli, yaitu
1)
Siswa
dibentuk kelompok yang heterogen beranggotakan 4-6 orang;
2)
Membaca
dan mempelajari materi yang diminta untuk menemukan informasi;
3)
Siswa
dengan materi yang sama bertemu untuk mendiskusikannya dalam kelompok ahli;
4)
Setelah
selesai para siswa dalam kelompok ahli kembali ke kelompok semula untuk
mengajari atau menjelaskan materi mereka kepada teman satu timnya;
5)
Siswa
mengerjakan tes atau post test yang
dikerjakan secara individual yang mencakup semua materi yang telah dipelajari;
6)
Menghitung
perubahan nilai pre test siswa dengan nilai hasil post test.
Kemudian nilai semua anggota kelompok dijumlah dan dirata-rata, sebagai nilai
penghargaan kelompok.
Adapun indikator ketercapaian yang dapat dinilai yaitu siswa diharapkan untuk saling bekerja sama dalam diskusi atau belajar
kelompok, membaca, memecahkan masalah, serta bertanggung jawab atas materi yang
mereka pelajari dan juga bertanggung jawab untuk menyampaikan atau mengajari
teman sekelompoknya