Pages - Menu

Pages

Senin, 18 Maret 2024

Bahasa Indonesia dan Pendidikan Pancasila

  Hari/Tanggal : Senin, 18 Maret 2024


Selamat Pagi,,,Tabik pun ,,,!!

Semoga anak - anak hari ini dalam keadaan sehat dan semangat dalam belajar.

Bahasa Indonesia

Elemen CP : Menyimak : Peserta didik mampu memahami ide pokok (gagasan) suatu pesan lisan, informasi dari media audio, teks aural (teks yang dibacakan dan/atau didengar), dan instruksi lisan yang berkaitan dengan tujuan berkomunikasi. Peserta didik mampu memahami dan memaknai teks narasi yang dibacakan atau dari media audio.

Tujuan Pembelajaran : Peserta didik dapat mengidentifikasi majas metafora 

Alur Tujuan Pembelajaran : 

1. Peserta didik menemuka dan memahami kata-kata kiasan dengan benar. 

Materi Pembelajaran : 

Pengertian Majas MetaforaMajas ini digunakan untuk menunjukkan perbandingan yang tersirat atau tidak langsung antara suatu benda dan benda atau antara orang dan benda. Gaya bahasa metafora dapat dijumpai di dalam artikel di surat kabar, percakapan sehari-hari, iklan, tulisan ilmiah dan filosofis, novel, dan puisi.

Jenis-jenis Majas Metafora;

1. Metafora Antropomorfik
Metafora antropomorfik adalah suatu gejala alam semesta. Para pengguna bahasa ingin membandingkan kemiripan pengalaman dengan apa yang terdapat pada diri atau tubuhnya sendiri.

Jenis majas ini berhubungan dengan unsur tubuh manusia. Metafora ini disebut sebagai gaya bahasa personifikasi karena memberi nyawa pada benda mati. Contohnya, mulut botol, jantung kota, bahu jalan, dan sebagainya.

2. Metafora Hewan
Metafora hewan menjadi kebiasaan para pengguna bahasa untuk menggambarkan suatu realitas pengalamannya. Metafora hewan cenderung digunakan pada tanaman. Contohnya, kumis kucing, lidah buaya, dan kucing gajah.

Metafora ini sering digunakan dengan citra humor, peyoratif, ironi, atau citra konotasi. Contohnya, membeo yang bermakna meniru perbuatan atau perkataan orang lain.

3. Metafora Abstrak

Metafora abstrak adalah metafora yang cenderung menggantikan idiom-idiom absurd menuju idiom yang lebih nyata.

4. Metafora Sinestesia
Metafora sinestesia adalah metafora yang berdasar pada pengalihan indra satu ke indra lainnya. Pada bahasa sehari-hari kerap dijumpai atau kerap didengar tuturan enak didengar dan sedap dipandang. Metafora ini sering digunakan oleh para sastrawan.

Berikut beberapa contoh dari majas metafora:

1. Anton merupakan bintang Kelas di kelasnya.

Bintang kelas memiliki makna siswa yang cerdas dan berprestasi.

2. Membaca adalah gudang ilmu.

Membaca adalah kuncinya bermakna jika membaca buku, kita mendapat banyak wawasan.

3. Siti menjadi buah bibir di desanya.

Buah bibir bermakna bahan pembicaraan.

4. Kita harus lapang dada dengan apa yang telah terjadi.

Lapang dada memiliki makna sabar.

5. Dewi malam telah tiba.

Dewi malam bermakna bulan.

6. Icha membawa banyak buah tangan setelah pulang dari Korea Selatan.

Buah tangan bermakna oleh-oleh atau souvenir.

7. Sejak kecil, Bulan telah menjadi tulang punggung keluarga.

Tulang punggung bermakna penopang.

8. Tidak kusangka, buah hatiku kini telah dewasa.

Buah hati memiliki makna anak.

9. Jamal membelikan cendera mata untuk teman-temannya.

Cendera mata memiliki makna suvenir.

10. Gadis itu adalah bunga desa di sini.

Bunga desa bermakna gading tercantik di desa.

Berikut Video Pembelajaran : 

Pendidikan Pancasila

Elemen CP: Negara Kesatuan Republik Indonesia

Peserta didik mampu mengidentifikasi dan menyajikan berbagai bentuk keberagaman suku bangsa, sosial budaya di lingkungan sekitar. Peserta didik mampu memahami lingkungan sekitar (RT/RW/desa/kelurahan, dan kecamatan) sebagai bagian tidak terpisahkan dari wilayah NKRI. Peserta didik mampu menampilkan sikap kerja sama dalam berbagai bentuk keberagaman suku bangsa, sosial, dan budaya di Indonesia yang terikat persatuan dan kesatuan.

Tujuan Pembelajaran : 

Peserta didik mampu memahami lingkungan sekitar (RT/RW/desa/kelurahan, dan kecamatan) sebagai bagian tidak terpisahkan dari wilayah NKRI. 

Alur Tujuan Pembelajaran : 

Peserta didik memahami Sikap menghargai Negara Kesatuan Republik Indonesia

Materi Pembelajaran 

Keutuhan NKRI perlu selalu dijaga dengan perilaku nyata dalam kehidupan. Ada banyak contoh sikap menjaga keutuhan NKRI di lingkungan masyarakat hingga sekolah yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Sikap menjaga keutuhan NKRI tersebut termanifetasikan dalam perilaku individu. Contoh perilaku menjaga keutuhan NKRI di lingkungan masyarakat adalah mengutamakan cara musyawarah dalam penyelesaian masalah. Sementara itu, untuk konteks pelajar, salah satu contoh sikap menjaga keutuhan NKRI di lingkungan sekolah ialah menjaga hubungan saling menghormati serta menghargai baik antar-siswa maupun antara siswa dengan guru.

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah negara yang majemuk. Kemajemukan ini terlihat dari berbagai macam sisi. Misalnya suku, bahasa, adat istiadat, hingga agama. Kemajemukan itu bukan berarti warga negara Indonesia harus berpecah-belah, melainkan malah mempererat persatuan dan kesatuan bangsa. Justru dengan aneka ragam perbedaan tersebut, kebudayaan nasional bisa semakin kaya, dan menjadi sarana memperkuat persatuan bangsa Indonesia. 

Persatuan dan kesatuan ini pada ujungnya menjadi pondasi kokoh bagi kedaulatan NKRI. Meski potensi sumber konflik cukup besar, bangsa Indonesia telah telah bertahun-tahun membuktikan bahwa kerukunan mampu diwujudkan di NKRI.

Contoh Perilaku Menjaga Keutuhan NKRI di Sekolah dan Masyarakat Perlu tindakan nyata untuk terus memupuk persatuan bangsa Indonesia demi menjaga keutuhan NKRI. Maka itu, perilaku yang menjaga keutuhan NKRI perlu dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Ruang untuk penerapan sikap menjaga keutuhan NKRI tersebut juga beragam, yakni bisa di lingkungan masyarakat, sekolah, hingga rumah atau keluarga. 

Berikut contoh sikap menjaga keutuhan NKRI di lingkungan masyarakat dan sekolah yang dapat menunjang terwujudnya persatuan-kesatuan bangsa Indonesia. 

1. Contoh perilaku menjaga keutuhan NKRI di lingkungan masyarakat Banyak contoh sikap menjaga keutuhan NKRI di lingkungan masyarakat. Sejumlah contoh perilaku menjaga keutuhan NKRI di lingkungan masyarakat adalah sebagai berikut:
Meningkatkan toleransi terhadap perbedaan di masyarakat, baik dari segi agama, suku, status sosial, asal daerah, hingga pendapat. 

  • Menjaga keutuhan kelompok dan mencegah konflik internal. 
  • Menjalin kerja sama antar-anggota masyarakat di bidang sosial, budaya, ekonomi, dan lainnya. 
  • Menjalin kerja sama untuk bersama-sama melestarikan lingkungan alam. 
  • Menghindari keributan dengan orang ataupun kelompok lain. 
  • Mendorong dan mengedepankan dialog serta penyelesaian damai ketika ada konflik atau pertikaian antar-kelompok di masyarakat. 
  • Menjaga kerukunan serta hubungan harmonis kelompok mayoritas dan minoritas 
  • Saling menjaga perasaan antar-tetangga, antar-warga, dan antar-kelompok. 
  • Menghindari segala hal yang bisa memicu konflik antar-individu maupun kelompok 
  • Saling menghormati antar-anggota masyarakat. Saling menghargai hak orang lain. 
  • Menghormati perbedaan suku, agama, asal daerah, warna kulit, kelompok, pemikiran, budaya, tradisi, hingga pendapat. 
  • Bekerja sama membangun negara di berbagai bidang. 
  • Bersama-sama menjaga keamanan lingkungan tempat tinggal. 
  • Ikut serta dalam kegiatan gotong royong. 
  • Menolong tetangga yang tertimpa musibah. 
  • Tidak memaksakan kehendak kepada anggota masyarakat lainnya. 
  • Berupaya meminimalisir kesenjangan sosial dan ekonomi 
  • Menjaga tradisi dan kearifan lokal yang bermanfaat memperkuat tali persatuan.

2. Contoh perilaku menjaga keutuhan NKRI di sekolah Sejumlah contoh perilaku menjaga keutuhan NKRI di sekolah adalah sebagai berikut: 

  • Menjalankan perilaku saling tolong-menolong dan berbagi dengan teman. 
  • Menghargai perbedaan dengan teman, baik itu beda pendapat, suku, agama, asal daerah, dan lainnya. 
  • Saling menghormati dan menghargai dengan teman (antar-siswa). 
  • Menghormati dan menghargai para guru dan warga sekolah lainnya. 
  • Menghargai dan menghormati pendapat teman. 
  • Tidak memaksakan kehendak, keinginan, atau pendapat kepada teman. 
  • Tidak membedakan-bedakan teman dalam bergaul. 
  • Bersama-sama menjaga kebersihan dan ketertiban sekolah. 
  • Mengedepankan dialog dan diskusi ketika ada pertikaian/konflik. 
  • Membantu teman, guru, atau warga sekolah lainnya yang tertimpa musibah.

Berikut Video Pembelajaran : 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar