Hari/Tanggal : Selasa, 01 Agustus 2023
Belajar bersama yuk
Hari/Tanggal : Selasa, 01 Agustus 2023
Hari/Tanggal : Senin, 31 Juli 2023
Peserta didik menganalisis hubungan antara bentuk serta fungsi
bagian tubuh pada manusia (pancaindra). Peserta didik dapat membuat simulasi
menggunakan bagan/alat bantu sederhana tentang siklus hidup makhluk hidup.
Peserta didik dapat mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan pelestarian
sumber daya alam di lingkungan sekitarnya dan kaitannya dengan upaya
pelestarian makhluk hidup.
Tujuan Pembelajaran :
Pendidikan Pencasila : Peserta didik dapat memahami makna dan nilai-nilai Pancasila serta proses perumusannya sebagai dasar negara, pandangan hidup bangsa dan ideologi Negara.
IPAS : Peserta didik dapat mengidentifikasi bagian-bagian bunga dan fungsinya.
Materi Pendidikan Pancasila
Nilai Kebersamaan dalam Proses Perumusan Pancasila
Perjuangan untuk merebut
kemerdekaan tidak sekadar bersama-sama melakukan perlawanan terhadap penjajah.
Kebersamaan dalam proses musyawarah yang dilakukan oleh para bapak bangsa (the
Founding Fathers) dalam merumuskan dasar negara juga merupakan salah satu
bentuk perjuangan melepaskan diri dari tangan penjajah. Ketika semangat
kemerdekaan rakyat Indonesia sedang memuncak, proses perumusan dasar negara
yang dilakukan demi menuju kemerdekaan adalah hal yang tidak bisa ditunda lagi.
Perjuangan yang dilakukan oleh para bapak bangsa dalam
proses perumusan dasar negara tidaklah semudah yang dibayangkan. Dalam proses
tersebut bermunculan banyak sekali pendapat yang diajukan mengenai rumusan dasar
negara. Tiga orang tokoh; Mr. Muhammad Yamin, Mr. Soepomo dan Ir. Soekarno
merupakan bagian dari para bapak bangsa yang mengemukakan gagasan dan
pendapatnya mengenai rumusan dasar negara Indonesia merdeka. Namun, dalam
menghasilkan suatu keputusan sidang tidak semua pendapat harus diterima.
Akhirnya setelah melalui proses sidang musyawarah yang panjang, maka disepakati
rumusan dasar negara bernama Pancasila yang dapat kita kenali hingga saat ini.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat dibilang bahwa nilai
perjuangan dalam proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara pasti
dilandasi dengan kepentingan bangsa dalam semangat kebersamaan yang tinggi.
Nilai juang dalam semangat kebersamaan tersebut tertuang sebagai berikut:
1. Ketakwaan kepada Tuhan
Yang Maha Esa.
2. Semangat anti penjajah
dan penjajahan.
3. Harga diri yang tinggi
sebagai bangsa yang merdeka.
4. Semangat persatuan dan
kesatuan.
5. Setia kawan, senasib
sepenanggungan, dan kebersamaan.
6. Jiwa dan semangat
merdeka.
7. Semangat perjuangan
yang tinggi.
8. Pantang mundur dan
tidak kenal menyerah.
9. Ulet dan tabah
menghadapi segala macam, tantangan, hambatan, dan gangguan.
10. Berani, rela dan
ikhlas berkorban untuk tanah air, bangsa dan negara.
11. Cinta tanah air dan
bangsa.
12. Tanpa pamrih dan banyak
bekerja.
13. Disiplin yang tinggi.
14. Percaya kepada hari
depan yang gemilang dari bangsanya.
Landasan perjuangan bangsa Indonesia termaktub dalam
nilai-nilai tersebut yang menjadi bagian dalam merumuskan dasar negara kita
Pancasila. Selain itu, para bapak bangsa dan rakyat Indonesia pada waktu itu
telah mendalami nilainilai tersebut sehingga menyatu dalam diri. Keputusan yang
diambil dan disepakati dalam proses perumusan dasar negara pada saat itu
merupakan keputusan terbaik yang mengutamakan kepentingan bangsa dan negara.
Berdasarkan nilai-nilai itulah, Pancasila sebagai dasar negara Republik
Indonesia dapat dipertahankan hingga sekarang.
Penerapan Nilai-nilai Juang para Pahlawan dalam Kehidupan
Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para
pahlawannya. Cara terbaik untuk menghargai jasa para pahlawan adalah dengan
meneladani nilai-nilai perjuangan yang dilakukannya. Para tokoh yang terlibat
dalam proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara adalah para pahlawan
bangsa. Sudah sepantasnya kita menghargai jasa mereka, karena berkat usaha
mereka bangsa kita mempunyai dasar negara yang dinilai paling baik jika
dibandingkan dengan bangsa lainnya.
Nilai-nilai perjuangan mereka patut kita teladani dengan
cara menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan keluarga, sekolah,
masyarakat, serta bangsa dan negara. Berikut ini dipaparkan beberapa contoh
perilaku yang menunjukkan sikap meneladani nilai-nilai juang para pahlawan
dalam kehidupan sehari-hari.
1. Dalam kehidupan di
lingkungan keluarga
a. Membuka diri untuk menerima masukan dari
anggota keluarga yang lain.
b. Selalu menonton tayangan televisi yang
memberikan kesempatan untuk memperluas cakrawala berpikir seperti menonton
berita.
c. Terbiasa dialog dengan orang tua dan anggota
keluarga yang lain serta pembantu rumah tangga.
d. Menghargai hak anggota keluarga lainnya.
e. Menerima pendapat yang dikemukakan oleh adik
atau kakak, jika pendapat tersebut banyak mengandung manfaat bagi kehidupan.
f. Beribadah tepat pada waktunya.
2. Dalam kehidupan di lingkungan sekolah
a. Menghargai hasil karya teman.
b. Tidak memaksakan kehendak kepada teman.
c. Terbiasa berdialog dengan guru dan warga
sekolah lainnya.
d. Tidak pandang bulu dalam bergaul.
e. Berani menegur teman yang berbuat tidak baik.
f. Memberikan kesempatan kepada teman untuk
menyampaikan pendapatnya.
3. Dalam kehidupan di lingkungan masyarakat
a. Bersedia menerima masukan dari orang lain.
b. Ikut serta dalam kegiatan gotong royong.
c. Senantiasa terbuka terhadap perubahan yang
terjadi di lingkungan masyarakatnya.
d. Memanfaatkan teknologi untuk kepentingan
masyarakat.
e. Mengutamakan musyawarah dalam menyelesaikan
setiap persoalan.
f. Menolong orang lain yang sedang tertimpa
musibah atau kesulitan.
4. Dalam kehidupan di lingkungan berbangsa dan
bernegara
a. Bekerjasama dengan bangsa lain.
b. Melakukan kegiatan yang dapat mengharumkan
nama bangsa.
c. Berbuat sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
d. Mencintai produk dalam negeri.
e. Turut membela tanah air jika ada ancaman.
f. Tidak merusak sarana atau fasilitas umum/negara.
Kesimpulan :
Nilai - nilai juang kepahlawanan yang dapat di teladani :
1. Menghargai pendapat orang lain
2. Semangat Juang yang pantang menyerah
3. mementingkan kepentingan bersama
Materi IPAS
Pada tumbuhan berbunga, perkawinan (generatif) terjadi
saat proses penyerbukan.
Penyerbukan yaitu bertemunya benang sari (alat kelamin
jantan pada bunga) dengan putik (alat kelamin betina pada bunga). Setelah itu,
akan terjadi proses pembuahan, yaitu peleburan sel jantan dan sel telur. Setelah
pembuahan terjadi, bunga akan layu dan gugur, diikuti perkembangan bakal biji
menjadi biji yang dilindungi oleh kulit. Tumbuhan memerlukan bantuan untuk
penyerbukan, seperti dari serangga, angin, bahkan manusia.
Pada perkembangbiakan
vegetatif (tidak kawin), keturunan dihasilkan dari 1 induk. Hasilnya, keturunan
memiliki sifat identik dengan induknya. Biasanya terjadi karena ada modifikasi
akar, batang, atau daun. Contoh vegetatif alami sebagai berikut (Winarsih,
2019):
1. Tunas. Pada tumbuhan
seperti pisang dan bambu, batang yang ada dalam tanah dapat berkembang
membentuk tunas. Tunas akan tumbuh dekat dengan induknya dan tumbuh menjadi
tanaman baru. Ada juga tunas yang tumbuh di tempat selain itu sehingga disebut
tunas liar (tunas adventif) contohnya pada tanaman cocor bebek dan sukun.
2. Spora. Tanaman paku
menggunakan spora untuk berkembang biak. Letak spora ada di bagian bawah
tumbuhan. Spora yang jatuh di tempat yang cocok akan tumbuh menjadi tanaman
yang baru.
3. Umbi. Bagian ini sebenarnya adalah cadangan
makanan yang disimpan dalam batang atau akar. Jika umbi ini ditanam, maka dapat
keluar tunas baru. Contoh: kentang (umbi batang), singkong (umbi akar), dan
bawang merah (umbi lapis).
Manusia mengembangkan
vegetatif buatan untuk menghemat waktu, cepat memberikan hasil, dan mempunyai
sifat yang sama dengan induknya. Contoh vegetatif buatan selain setek dan
cangkok (Winarsih, 2019):
1. Sambung. Disebut juga mengenten,
perkembangbiakan dengan cara menyambung batang 2 tumbuhan yang jenisnya sama, tetapi
kualitasnya berbeda. Tujuannya untuk memperoleh kualitas tanaman yang lebih
baik.
2. Merunduk. Teknik berkembang biak dengan cara
merundukkan batang tanaman ke tanah agar tumbuh akar. Setelah akar timbul,
batang bisa dipotong.
Contohnya pada alamanda.
Bagian - Bagian Bunga
Bagian dan Fungsi Bagian Bunga
1. Kelopak Bunga
Kelopak bunga terletak pada bagian terluar bunga yang berperan untuk melindungi kuncup bunga. Selain melindungi kuncup, kelopak bunga juga melindungi bagian bunga yang lain terhadap gangguan dari luar.
2. Mahkota Bunga
Mahkota bunga yaitu bagian bunga yang berwarna-warni dan memiliki bentuk yang beragam. Mahkota bunga masih satu rangkaian dengan kelopak bunga.
Mahkota bunga berfungsi untuk menarik perhatian serangga yang membantu proses perkembangbiakan pada tanaman.
Di dalam mahkota bunga terdapat benang sari dan putik yang menjadi organ utama perkembangbiakan tumbuhan.
3. Putik
Putik adalah alat perkembangbiakan betina dari tumbuhan. Putik memiliki tiga bagian penting, yaitu kepala putik, tangkai putik, dan bakal biji.
- Kepala putik, berfungsi untuk tempat jatuhnya serbuk sari pada proses penyerbukan tumbuhan.
- Tangkai putik, berfungsi untuk jalur perjalanan sel jantan menuju ovarium pada tumbuhan.
- Bakal biji atau ovarium, berfungsi sebagai tempat bertemunya sel-sel telur yang akan dibuahi.
Putik dibedakan menjadi dua macam, yaitu putik tunggal dan putik majemuk.
Putik tunggal hanya tersusun atas sehelai daun, sedangkan putik majemuk tersusun atas dua atau lebih daun.
4. Benang Sari
Benang sari merupakan alat kelamin jantan pada bunga.
Benang sari juga memiliki beberapa bagian, antara lain tangkai sari, kepala sari, dan penghubung ruang sari.
Tangkai sari, yaitu bagian yang berbentuk benang, kepala sari berada di ujung tangkai sari. Sedangkan penghubung ruang sari berguna untuk menghubungkan kedua kepala sari.
Benang sari menghasilkan serbuk sari yang akan terbawa oleh serangga ketika sedang menghisap nektar.
Serbuk sari dari suatu bunga akan dibawa menuju ke bunga lain oleh serangga, sehingga terjadilah perkembangbiakan tumbuhan.
Bagian-bagian Bunga Beserta Fungsinya
Berikut bagian-bagian bunga lengkap dengan fungsinya.
1. Kelopak Bunga
Kelopak bunga atau calyx merupakan bagian terluar berwarna hijau seperti daun atau kecoklatan. Bagian ini berfungsi melindungi mahkota pada saat kuncup. Kelopak bunga akan membuka pada saat mahkota bunga mekar sempurna. Pada dasarnya, kelopak bunga merupakan modifikasi dari daun.
2. Mahkota Bunga
Mahkota bunga merupakan bagian paling mudah dikenal. Fungsi bagian ini adalah membantu penyerbukan dengan menarik perhatian para serangga agar hinggap. Tugas lainnya melindungi alat reproduksi bunga (putik dan benang sari). Petal atau kelopak pada mahkota bunga umumnya berjumlah 5 helai dan terletak pada lingkar dalam kelopak bunga.
3. Kepala Putik Organ ini merupakan alat reproduksi bunga betina. Oleh karenanya, bagian ini mengandung sel-sel telur untuk bereproduksi. Posisi putik terletak pada tengah bunga dan terdiri dari tiga bagian yaitu stigma atau kepala putik, stilus atau tangkai putik, dan ovarium atau bakal buah.
4. Tangkai Putik Tangkai putik adalah saluran penghubung antara kepala putik dan ovarium. Fungsinya adalah menyangga kepala putik agar bisa berdiri tegak dan tetap pada posisinya. Bagian ini memiliki tabung serbuk sari yang digunakan untuk membantu proses pembuahan dengan mengantarkan polen ke bagian bakal buah.
5. Benang Sari Selain putik, bagian bunga yang berfungsi sebagai organ reproduksi adalah benang sari. Jika putik adalah betina, benang sari adalah si jantan. Bagian ini memiliki anter atau kepala sari untuk menyimpan serbuk sari, polen atau serbuk sari untuk penyerbukan, dan filamen atau tangkai sari untuk membantu proses reproduksi.
6. Bakal Biji Bakal biji banyak ditemukan pada tanaman berbiji. Pada bunga, bakal biji berfungsi melindungi sel telur dan menjadi tempat pertemuan antara sel-sel telur yang akan dibuahi. Letaknya terdapat di dalam bakal buah.
7. Bakal Buah Sebenarnya bakal buah masih satu bagian dengan putik. Akan tetapi, organ ini memiliki fungsi penting sehingga diklasifikasikan menjadi komponen tersendiri. Bakal buah mengandung sel telur. Bagian ini menjadi tempat terjadinya pembuahan yaitu proses peleburan antara sel telur betina dan jantan yang kemudian menghasilkan bakal buah.
8. Dasar Bunga Ini adalah bagian yang menjadi tempat melekatnya mahkota dan komponen bunga lainnya agar tetap berada di posisinya meskipun terkena terpaan angin. Secara tidak langsung dasar bunga menjadi pondasi yang terletak di ujung bunga setelah tangkai bunga.
9. Tangkai Bunga Sama seperti dasar bunga, tangkai berfungsi sebagai penyokong dan penghubung antara bunga dengan ranting. Tangkai bunga memiliki diameter berbeda-beda sesuai dengan jenisnya.
Kesimpulan : Bunga memiliki macam-macam bagian dan fungsinya serta kegunaannya.Apa perbedaan antara bunga lengkap dan tidak lengkap? "Bunga lengkap adalah bunga yang memiliki semua bagian bunga." Bunga tidak lengkap adalah bunga yang tidak memiliki salah satu atau beberapa bagian bunga. Contoh bunga tidak lengkap adalah bunga jagung dan bunga kelapa.
Hari/Tanggal : jum'at, 28 Juli 2023
A. Pengertian Jujur
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
jujur adalah sebuah kejujuran yang tidak berbohong (berkata jujur), tidak
curang (permainan dengan mengikuti aturan yang berlaku).
kejujuran adalah sebuah perbuatan yang mulia dan patut dijadikan teladan dalam kehidupan kita sehari- hari. Jadi kejujuran berarti kesesuaian sikap antara perkataan dan perbuatan. Kejujuran juga berarti menceritakan apa adanya. Jadi jika kita melakukan kesalahan atau kejahatan kecil, besar, atau sepele, kita harus mengakuinya, apapun itu resiko atas yang sudah kita perbuat.
B. Contoh Prilaku Jujur
2. Mengembalikan Yang Bukan Hak
3. Tidak Mencuri Barang Milik Orang Lain
C. Manfaat Prilaku Jujur
4. Merasakan Hidup Yang Damai dan Bahaya
Hari/Tanggal : Kamis, 27 Juli 2023
Assalamualaikum.wr.wb
Selamat Pagi,,,Tabik pun ,,,!!
Tujuan Pembelajaran :
1. Menyebutkan tokoh, permasalahan, dan informasi dari cerita yang dibaca
2. Mengidentifikasi kalimat transitif dan intransitif pada teks narasi yang dibaca
A. Informasi, Tokoh, dan Permasalahan dalam Cerita
Setiap cerita bersisi informasi dan unsur pembangunan, seperti tokoh dan konflik. Tokoh adalah pelaku dalam cerita. Tokoh dalam cerita tidak hanya manusia, tetapi hewan dan benda. Tokoh memiliki sifat atau watak tertentu. Misalnya, baik hati, pemaaf, penyabar, atau pemarah.
Konflik adalah permasalahan dalam cerita. Konflik atau permasalahan dalam cerita dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Permasalahan yang terjadi antara dua tokoh atau lebih.
2. Permasalahan batin antara seorang tokoh dan dirinya sendiri.
B. Informasi dari Teks Informatif
Teks informatif berisi informasi berdasarkan fakta atau kenyataan. Cara memperoleh informasi dari teks informatif yang disimak:
1. Simaklah teks dengan saksama.
2. Catatlah informasi penting dari teks yang didengar.
3. Jawablah pertanyaan yang diberikan sesuai dengan informasi yang didengar.
C. Kalimat Transitif dan Kalimat Intransitif
Kalimat transitif adalah kalimat yang memerlukan objek.
Bentuk kalimat transitif dapat diubah menjadi kalimat pasif.
Contoh:
Hani memakai sepatu Heri.
S P O
Kalimat intransitif adalah kalimat yang tidak memerlukan objek.
Contoh:
Heri berlari.
S P
Hari/Tanggal : Senin, 24 Juli 2023
Pancasila Menjadi Dasar Negara
Pada tahun ajaran ini
Putra, Rafa, dan Yani kembali lagi berangkat bersama ke sekolah. Mulai hari ini
mereka sudah berada di kelas empat SD. Penempatan mereka pada kelas yang sama
menjadikan persahabatan mereka semakin erat dan terjaga. Kelas yang baru
mempunyai guru kelas baru pula, Pak Arif namanya.
Hari Senin ini seperti biasa di SDN Tanah Baru
pelaksanaan upacara bendera selalu dilakukan. Bel masuk telah berbunyi,
tandanya seluruh siswa harus bergegas menuju ke lapangan upacara. Selesai
pengibaran bendera Merah Putih yang diiringi lagu Indonesia Raya, teks
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 dibacakan.
Kemudian, dilanjutkan pembacaan teks Pancasila oleh Pembina upacara yang
diikuti oleh seluruh peserta upacara. Tidak lupa pula untuk menyanyikan bersama
salah satu lagu wajib nasional.
Tak terasa upacara telah usai. Setiap siswa meninggalkan
barisan dan kembali masuk ke kelasnya. Semua siswa sudah berada di ruangan
kelas mereka, begitupun siswa kelas empat. Mereka berbaris rapi sebelum masuk
ke ruangannya dan bergiliran bersalaman dengan Pak Arif yang sudah menunggu di
depan kelas. Pembacaan doa sebelum belajar dipimpin oleh Rafa selaku ketua
kelas. Salam pun terucap oleh seluruh siswa kelas empat. Setelah menjawab salam
dan menyapa siswa, Pak Arif langsung menyampaikan pengantar materi pembelajaran
yang akan dilaksanakan. Mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
menjadi kegiatan pembelajaran jam pertama siswa kelas empat pada hari ini.
“Anak-anak tadi kalian telah melaksanakan upacara
bendera. Upacara bendera adalah salah satu cara kita untuk menghormati jasa
para pahlawan bangsa. Sewaktu upacara bendera tadi, kalian membacakan teks
Pancasila. Menurut kalian Pancasila itu apa?” Pak Arif bertanya.
“Pancasila itu adalah dasar negara Republik Indonesia,”
jawab Rafi.
“Bagus. Ada yang berpendapat lain?”
“Selain sebagai dasar negara, Pancasila merupakan
petunjuk atau pedoman hidup bangsa, Pak.” Yuni menjawab.
“Bagus, jawaban kalian berdua memang benar. Pancasila itu
merupakan dasar negara Republik Indonesia. Sebagai dasar negara, Pancasila
dijadikan sebagai petunjuk dan pedoman dalam penyelenggaraan kehidupan
kenegaraan oleh pemerintah dan seluruh rakyat Indonesia. Pancasila juga
merupakan pedoman hidup atau pandangan hidup bangsa Indonesia. Seluruh rakyat
Indonesia
menjadikan Pancasila sebagai petunjuk yang
mengarahkan kehidupan mereka terutama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,”
ujar Pak Arif.
“Coba sekarang, siapa di antara kalian yang siap
membacakan kembali teks Pancasila?” Pak Arif bertanya kembali.
“Saya, Pak,” jawab Putri.
“Silakan ke depan, Putri. Anak-anak yang lain bisa
mengikuti ucapan Putri,” kata Pak Arif.
Putri pun maju ke depan kelas, dia melafalkan sila-sila
Pancasila dengan lantang diikuti oleh temannya. Adapun teks Pancasila yang
dibacakan oleh Putri berbunyi:
Selepas pembacaan teks Pancasila oleh Putri dan siswa
lainnya, Pak Arif mulai menjelaskan materi pembelajaran. Materi yang akan
dijelaskan oleh Pak Arif pada pertemuan kali ini ialah mengenai sejarah awal
mula perumusan dan proses bagaimana Pancasila ternbentuk menjadi dasar negara.
Adapun uraian inti penjelasan yang disampaikan Pak Arif seperti berikut ini.
Gagasan Perumusan Dasar
Negara
Selaku ketua Badan
Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPK), dr.Radjiman
Wedyodiningrat dari mulai sidang mengajukan suatu masalah sebagai agenda
utamanya. Masalah tersebut merupakan hal penting dan mendasar dalam suatu
negara yang baru terbentuk. Dalam sidang BPUPK tersebut, proses perumusan dasar
negara Indonesia dimulai. Pada pembicaraan rumusan calon dasar negara majulah
beberapa orang pembicara dalam sidang tersebut, diantaranya Mr. Muhammad Yamin,
Prof. Dr. Mr. Soepomo, dan Ir. Soekarno untuk memaparkan gagasannya. Gagasan
tersebut kemudian dimusyawarahkan dan disepakati hingga akhirnya bernama
Pancasila yang menjadi dasar negara Indonesia merdeka. Gagasan dari ketiga
tokoh tersebut dijabarkan dalam uraian berikut ini.
a) Mr. Muhammad Yamin
Pada pelaksanaan sidang pertama BPUPK tanggal 29 Mei
1945, peristiwa ini menjadi tonggak sejarah karena pada saat itu yang mendapat
kesempatan pertama berbicara adalah Mr. Muhammad Yamin untuk menyampaikan mengenai
buah pikirannya tentang dasar negara. Pidatonya berisi lima asas dasar negara
Indonesia Merdeka, yaitu:
(1) Peri Kebangsaan.
(2) Peri Kemanusiaan.
(3) Peri Ketuhanan.
(4) Peri Kerakyatan.
(5) Kesejahteraan Rakyat.
b) Prof. Dr. Mr. Soepomo
Selanjutnya tampil Prof. Dr. Mr. Soepomo berpidato di hadapan
sidang BPUPK pada tanggal 31 Mei 1945. Dalam pidatonya beliau menyampaikan
usulan tentang dasar negara Indonesia merdeka yang terdiri dari lima gagasan:
(1) Persatuan
(2) Kekeluargaan
(3) Keseimbangan lahir batin
(4) Musyawarah
(5) Keadilan rakyat
c) Ir. Soekarno (1 Juni
1945)
Di hadapan sidang BPUPK, Ir. Soekarno menyampaikan pandangan
dan pidatonya pada tanggal 1 Juni 1945. Usulan secara lisan berupa lima asas
yang diajukan dalam pidatonya sebagai bentuk
dasar negara Indonesia. Adapun rumusan dasar
negara tersebut adalah sebagai berikut:
(1) Nasionalisme atau Kebangsaan Indonesia.
(2) Internasionalisme atau Perikemanusiaan.
(3) Mufakat atau Demokrasi.
(4) Kesejahteraan sosial.
(5) Ketuhanan yang berkebudayaan.
Ir. Soekarno mengatakan bahwa saran dari salah seorang
ahli bahasa, lima asas di atas diusulkan agar diberi nama “Pancasila”. Istilah
“Pancasila” sebagai dasar negara tersebut diterima oleh sidang secara penuh.
Selanjutnya, beliau mengungkapkan usulan bahwa kelima sila tersebut dapat
diperas lagi menjadi Tri Sila yang rumusannya:
(1) Sosio Nasionalisme, yaitu Nasionalisme dan
Internasionalisme.
(2) Sosio Demokrasi, yaitu Demokrasi dengan
Kesejahteraan Rakyat.
(3) Ketuhanan Yang Maha Esa.
Kemudian, Ir. Soekarno menyampaikan kembali bahwa Tri Sila tersebut masih dapat diperas lagi menjadi Eka Sila atau satu sila yang intinya adalah “gotong-royong”.
Hari/Tanggal: Kamis/21 November 2024 Semangat pagi sholih sholiha bu fitka kelas 2 C. bagaimana kabarnya? Semoga selalu sehat dan semang...