Hari/Tanggal : Senin, 29 April 2024
Pendidikan Pancasila
Elemen CP: Negara Kesatuan Republik Indonesia
Peserta didik mampu mengidentifikasi dan menyajikan berbagai bentuk keberagaman suku bangsa, sosial budaya di lingkungan sekitar. Peserta didik mampu memahami lingkungan sekitar (RT/RW/desa/kelurahan, dan kecamatan) sebagai bagian tidak terpisahkan dari wilayah NKRI. Peserta didik mampu menampilkan sikap kerja sama dalam berbagai bentuk keberagaman suku bangsa, sosial, dan budaya di Indonesia yang terikat persatuan dan kesatuan.
Tujuan Pembelajaran :
Peserta didik mampu menampilkan sikap kerja sama dalam berbagai bentuk keberagaman suku bangsa, sosial, dan budaya di Indonesia yang terikat persatuan dan kesatuan.
Alur Tujuan Pembelajaran :
1.1 Peserta didik memahami arti, tujuan dan manfaat gotong
royong.
Materi Pembelajaran
A. Pentingnya Kerukunan Hidup,
Saling Berbagi, dan Tolong-menolong
Kerja sama yang dilakukan oleh
masyarakat biasanya disebut dengan istilah gotong royong. Gotong royong dilakukan dengan
tujuan untuk meringankan pekerjaan, sehingga pekerjaan yang seberat apapun akan
terasa ringan dikerjakannya. Kegiatan gotong royong mengandung nilai kerukunan,
saling berbagi, dan tolong-menolong.
Hidup
rukun, saling berbagi dan tolong-menolong adalah perbuatan yang mulia dan
membuat hidup kita bahagia. Kita dapat mempunyai banyak teman sehingga kita
tidak menjadi sedih dan kesepian karena di sekeliling kita banyak teman yang
menemani dalam hidup kita. Selain itu, kita menjadi disayangi oleh orang tua,
guru, teman, dan anggota masyarakat lainnya. Hidup rukun, saling berbagi dan
saling tolong dengan sesama termasuk nilai-nilai gotong royong.
Gotong
royong banyak sekali manfaatnya, di antaranya dapat memperingan dan mempercepat
pekerjaan selesai, menjalin kerukunan hidup bermasyarakat, dan mempererat rasa
persaudaraan. Oleh karena itu, sebagai masyarakat Indonesia kita harus
melaksanakan gotong royong dalam seluruh kegiatan yang membutuhkan bantuan
orang lain.
Gotong
royong dapat kita wujudkan dengan melaksanakan hidup rukun, saling berbagi, dan
saling tolong menolong dengan semua orang. Dengan demikian, hidup kita diliputi
kedamaian, ketenteraman, kenyamanan, dan menyenangkan.
Gotong royong adalah bentuk kerja sama kelompok
masyarakat untuk mencapai suatu hasil positif dari tujuan yang ingin dicapai
secara mufakat dan musyawarah bersama. Gotong-royong muncul atas dorongan
keinsyafan, kesadaran, dan semangat untuk mengerjakan secara bersama sama,
serentak dan beramai-ramai tanpa memikirkan dan mengutamakan keuntungan bagi
dirinya sendiri.
Hal itu dilakukan untuk
kebahagian bersama, seperti terkandung dalam istilah ‘Gotong.’ Di dalam membagi
hasil karyanya, setiap anggota mendapat dan menerima bagian-bagiannya
sendiri-sendiri sesuai dengan tempat dan sifat sumbangan karyanya masing-masing,
seperti tersimpul dalam istilah ‘Royong’.
Gotong royong harus dilandasi dengan semangat keikhlasan,
kerelaan, kebersamaan, toleransi, dan kepercayaan. Singkatnya, gotong royong
lebih bersifat intrinsik, yakni interaksi sosial dengan latar belakang
kepentingan atau imbalan non-ekonomi.
Video Penjelasan:
Matematika
Elemen CP : Pada akhir fase B, peserta didik dapat mengurutkan, membandingkan, menyajikan, menganalisis dan menginterpretasi data dalam bentuk tabel, diagram gambar, piktogram, dan diagram batang (skala satu satuan).
Tujuan Pembelajaran :
1. Peserta didik dapat mengidentifikasi kumpulan data mengenai banyaknya benda.
Alur Tujuan Pembelajaran :
1. Peserta didik mengumpulkan data mengenai banyaknya benda.
Materi Pembelajaran
Statistika Menyajikan Data dalam Bentuk Tabel
Dalam matematika, ada istilah statistika yang berisi data dan disusun dalam bentuk yang berbeda-beda, salah satunya disajikan dalam bentuk tabel.
Data merupakan kumpulan informasi yang diperoleh dari fakta yang sebenarnya dan bisa berupa angka maupun lambang.
Ada dua cara yang bisa digunakan untuk mengumpulkan data, yaitu melalui angket atau kuesioner, dan cara yang kedua adalah melalui wawancara dengan narasumber.
Data di atas adalah contoh hasil ulangan matematika siswa dengan nilai yang berbeda-beda.
Untuk bisa menyajikan data di atas dalam bentuk tabel, maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengurutkan data dari yang paling besar ke yang terkecil.
Dari data di atas, diketahui kalau nilai ulangan terendah adalah 40, sedangkan nilah ulangan tertinggi adalah 100.
Ini artinya, nilai yang harus ditulis adalah dari 40 sampai 100 dan sajikan dalam bentuk tabel.
Tabel yang kita buat dapat terdiri dari tiga bagian, yaitu nilai, turus, dan frekuensi.
Pada kolom nilai, tulis nilai yang ada pada data, yaitu 40, 50, 60, 70, 80, 90, dan 100.
Sedangkan pada kolom turus diisi dengan garis sejumlah siswa yang mendapatkan nilai itu. Terakhir, kolom frekuensi diisi dengan angka banyaknya jumlah turus tadi.
Saat mengurutkan data, kolom turus sebenarnya hanya sebagai kolom bantuan saja, sehingga saat semua data sudah masuk dalam tabel, kolom turus bisa dihilangkan.
Tabel Frekuensi dan Diagram Titik
Data yang disajikan dapat berupa data tunggal, atau hanya berupa angka dan satu keterangan, tanpa keterangan lain. Misalnya data usia siswa dalam satu kelas.
Dari data tunggal itu, kita bisa menyajikannya dalam dua bentuk, yaitu dalam bentuk tabel frekuensi dan diagram titik.
Tabel frekuensi sudah dijelaskan sebelumnya, yaitu memasukkan data ke dalam tabel dengan beberapa keterangan.
Contohnya pada data tunggal usia siswa di kelas dengan usia 5, 7, 5, 9, 7, 7, 6, 9, 9, 9, 10, 12, 12, 7.
Berikut Video Pembelajaran :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar