Hari/Tanggal : Rabu, 4 Oktober 2023
Semoga anak - anak hari ini dalam keadaan sehat dan semangat dalam belajar.
Seni Tari
Gerakan Tari Bungong Jeumpa
Saat penari akan menampilkan tarian bungong jeumpa, maka terdapat sebuah ragam dan rangkaian gerakan yang dilakukan secara bersama-sama. Dalam tarian ini, terdapat dua posisi untuk penari menarikan tari bungong jeumpa. Posisi tersebut adalah posisi duduk dan posisi berdiri.
Tarian bungong jeumpa memiliki beberapa pola gerakan. Setiap pola dan gerakan tersebut, selalu tersimpan arti dan makna khusus yang mendalam. Hal ini selaras dengan fungsi tarian bungong jeumpa sebagai cerminan untuk masyarakat yang melihatnya. Simak beberapa ragam pola dan gerak tari bungong jeumpa di bawah ini.
1. Gerak pancat
Gerak pancat adalah gerakan pertama dalam tari bungong jeumpa. Gerakan ini berupa gerakan awal untuk menyiapkan tubuh. Untuk memulai tarian, para penari harus berdiri dengan tegak seraya mempersiapkan tubuhnya.
Setiap penari juga diharuskan untuk menautkan kedua telapak tangannya di depan dada. Gerakan ini dilakukan seperti seseorang yang sedang bertapa. Bedanya, dalam tari bungong jeumpa gerakan ini dilakukan dalam posisi berdiri.
Dalam posisi ini, penari kemudian akan berjalan ke kanan dan ke kiri serta maju dan mundur sambil mengikuti irama musik sesuai temponya. Selain itu, para penari pun harus memperhatikan ekspresi wajahnya.
Jadi dalam gerak pancat ini, tidak hanya gerakan tubuh saja yang dilakukan oleh penari. Tetapi juga mimik atau ekspresi wajahnya bermain. Penari harus melakukan gerakan betapa dalam posisi berdiri ini dalam ketukan atau hitungan sampai 8 sebanyak 2 kali.
2. Gerak mandhak
Setelah gerak pancat selesai, penari akan melakukan gerak mandhak. Gerakan ini adalah gerakan di mana tangan kanan sang penari yang berdiri, sedangkan tangan kirinya memegang siku lengan sebelah kanan.
Gerakan ini dilakukan para penari secara bergantian dan berkebalikan. Oleh karena itu, terkadang tangan kiri penari berdiri dan tangan kanannya memegang siku sebelah kiri. Begitu seterusnya.
Setelah gerakan tersebut selesai, maka jari tangan penari akan digerakkan seperti sedang memetik senar gitar. Posisi tubuh penari pun ketika melakukan gerakan mandhak (patrap) ini harus bergeser ke kiri sebanyak 2 kali dan bergeser ke kanan sebanyak 2 kali juga.
Gerak mandhak ini dilakukan sampai hitungan 8 dan dilakukan sebanyak 4 kali pengulangan.
3. Gerak Ngrayung
Gerak tari bungong jeumpa yang selanjutnya adalah gerak ngrayung. Gerak ini adalah gerak jari tangan penari yang harus mengacungkan ibu jarinya agar menempel ke depan dan 4 jari yang lainnya dirapatkan.
Setelah itu, para penari harus menghadapkan kedua telapak tangannya ke arah atas dan ke bawah. Penari juga melakukan gerak ngrayung ini 2 kali ke kanan dan 2 kali ke kiri. Gerakan ini juga dilakukan sampai hitungan 8 dan diulang sebanyak 4 kali.
4. Gerak lutut
Pada gerakan ini, penari harus membentuk lingkaran yang seperti bulan dengan menggunakan kedua tangannya. Setelah itu, penari juga harus melakukan gerak kaki berupa jalan di tempat.
Gerakan ini cukup unik karena ketika penari melakukan gerak jalan di tempat, mereka harus menjaga kestabilan lututnya. Seperti gerakan lain, gerakan ini juga dilakukan sampai hitungan 8 dan dilakukan sebanyak 4 kali.
5. Gerak wirasa
Nama pola gerak yang selanjutnya adalah gerak wirasa. Gerakan ini dilakukan dengan cara para penari yang meletakkan kedua tangannya di bahu. Kemudian, penari juga harus bergerak berjalan ke depan dengan gerakan turun yang dilakukan secara perlahan.
Gerakan ini dinamakan gerak wirasa adalah karena penari harus memberikan rasanya saat penari. Mereka juga harus menuangkan rasa di antara gerakan dan alunan lagu bungong jeumpa sebagai pengiringnya.
6. Gerak pandeleng
Gerak pandeleng adalah sebuah gerakan yang mengharuskan penarinya untuk memegang bahu kanan menggunakan tangan kirinya. Sedangkan tangan kanannya memegang pinggang. Kemudian, para penari pun akan melakukan gerakan ini secara bergantian dan berulang-ulang.
Saat gerakan ini dilakukan, selain tubuh dan tangannya yang bergerak, para penari juga harus mengatur dan memainkan sorot mata serta gerakan kepalanya. Gerakan ini menjadi cukup sulit karena penari harus melakukan sinkronisasi yang pas antara gerakan kaki, tangan, kepala, dan sorot atau tatapan matanya.
7. Gerak solah
Pada gerakan solah, para penari harus menempelkan kedua tangannya ke depan, kemudian ke atas kepala, dan juga ke dada. Untuk melakukan gerakan yang satu ini, para penari perlu memiliki kemampuan atau pengetahuan tentang musik yang menjadi pengiringnya.
Kemampuan atau pengetahuan akan musik pengiring ini diperlukan agar penari paham dan tahu kapan gerakan ini harus di mulai. Hal ini disebabkan karena seluruh penari harus kompak ketika melakukan gerakannya bersama-sama. Gerak solah dilakukan sampai hitungan 8 dan dilakukan berulang sebanyak 4 kali.
8. Gerak penutup
Gerak penutup adalah gerakan terakhir dalam rangkaian gerak tari bungong jeumpa. Gerak ini dilakukan ketika penari sudah hendak mengakhiri pertunjukan panggung.
Sebenarnya, gerakan ini hampir sama dengan gerakan pertama saat pembukaan, yaitu gerakan di saat penari bergaya seperti orang yang sedang bertapa, tetapi dalam posisi berdiri.
Gerakan ini jugalah yang menjadi akhir dari pementasan tarian bungong jeumpa. Gerak penutup ini memiliki arti sebagai ucapan terima kasih kepada para penonton yang sudah bersedia menyaksikan pertunjukan tari bungong jeumpa.
Pola Lantai Tari Bungong Jeumpa
Jika tadi sudah membahas tentang ragam gerak dari tari bungong jeumpa, kali ini kita akan membahas tentang bentuk pola lantai tarian khas Aceh ini. Karena, tidak hanya gerak saja, tetapi pola lantai atau posisi penari juga diatur secara khusus oleh kesenian tradisional Aceh ini. Adapun pola lantai tarian bungong jeumpa adalah:
1. Pola lantai bentuk horizontal
Pada bentuk pola lantai horizontal, para penari harus bergerak membuat sebuah garis horizontal dengan memindahkan langkah kakinya ke arah kanan atau ke arah kiri.
2. Pola lantai bentuk vertikal
Berbanding terbalik dengan pola lantai horizontal, pola lantai vertikal mengharuskan penari bergerak dengan bentuk vertikal. Mereka akan menggerakkan langkah kakinya ke depan atau ke belakang.
3. Pola lantai bentuk melingkar
Seperti namanya, maka pada saat penari melakukan bentuk pola melingkar, kemudian penari harus bergerak dan memindahkan langkah kakinya menjadi melingkar.
4. Pola lantai bentuk diagonal
Bentuk diagonal adalah bentuk pola lantai terakhir yang digunakan dalam tarian bungong jeumpa. Saat melakukan pola lantai ini, para penari akan menggerakan langkah kakinya menyudut, baik ke arah kiri maupun ke arah kanan.
Busana Penari Tari Bungong Jeumpa
Busana atau kostum yang digunakan para penari bungong jeumpa menjadi salah satu keunikan dari tarian ini. Para penari tersebut akan menggunakan baju tradisional khas dari Aceh untuk menampilkan pertunjukan tarian ini.
Busana tersebut meliputi baju atasan, celana bawahan, dan ikat kepala atau konde sebagai aksesorisnya. Berikut penjelasan untuk setiap busana penari bungong jeumpa.
5. Baju atasan
Busana yang digunakan penari biasanya berupa baju kurung yang nantinya akan dimasukkan ke dalam bawahan atau celana panjangnya. Pada baju ini biasanya memiliki motif bunga yang cantik dan berasal dari kain katun yang halus. Selain itu, untuk warna baju atasan yang biasa digunakan adalah warna hijau dan merah dengan tambahan hiasan berupa bordir berwarna emas pada bagian leher, dada, dan pergelangan tangan baju.
6. Celana bawahan
Celana yang digunakan dalam pertunjukan tarian ini adalah celana panjang hitam. Kemudian, pada bagian ini ditambahkan aksesoris berupa kain songket yang dililitkan pada bagian pinggang dengan panjang kain yang mencapai lutut.
7. Ikat kepala atau konde
Para penari perempuan biasanya akan menggunakan hijab yang berwarna hitam sebagai penutup kepala. Kemudian, akan ditambahkan konde sebagai aksesoris pelengkap dengan hiasan yang bermotif bunga.
Kesimpulan
Tari bungong jeumpa adalah salah satu kesenian dari provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) yang identik dengan nuansa agama Islam yang sangat kental. Kata bungong jeumpa yang digunakan sebagai nama tarian ini dalam bahasa Indonesia memiliki arti bunga cempaka.
Bunga cempaka sendiri adalah bunga yang terkenal dan banyak tumbuh di dataran Aceh. Bunga ini juga memiliki aroma harum yang khas. Maka tak heran jika bunga ini digunakan sebagai simbol keindahan.
Berdasarkan sejarah, tarian bungong jeumpa ini sudah ada sejak zaman kerajaan atau kesultanan Aceh. Para Raja menyukai tarian ini karena dianggap dapat memberikan keberuntungan kepada kerajaannya. Maka tarian ini pun banyak ditampilkan sebagai tarian resmi acara kerajaan di istana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar