Hari/tanggal : Jum'at/ 29 Januari 2021
Selamat Pagi,,,Tabik pun ,,,!!
Apa kabar anak sholeh/sholeha VD, alhamdulillah semoga kita semua dalam keadaan sehat dan selalu dalam lindungan Allah SWT. Aamiin Ya Rabbal Alamin.Sebelum belajar jangan lupa dengarkan tausiah serta rangkum isinya,tadarus kemudian shalat dhuha ya nak. setelah selesai silahkan klik link berikut untuk absen :
Setelah absen jangan lupa ucapkan bismilah dan berdo'a ya nak!
Tema 7 : Peristiwa Dalam Kehidupan
Sub Tema 1 : Peristiwa kebangsaan masa penjajahan
Muatan IPA ( KD 3. 7, 4.7), Bahasa
Indonesia (KD 3.5, 4. 5), SBdP (KD 3. 2, 4.2), PPKn ( KD 3. 3, 4.3)
Kelas : V D
Tujuan Pembelajaran :
1.
Siswa dapat mengidentifikasi dampak
peristiwa Sumpah Pemuda 1928 secara tepat.
2.
Siswa dapat menjelaskan peristiwa Kongres
Perempuan Indonesia secara benar.
3.
Siswa dapat mengidentifikasi sikap dan
perilaku yang tepat dalam menghadapi keragaman dalam kehidupan sehari-hari
dengan penuh tanggung jawab.
4.
Siswa dapat mengetahui perpindahan kalor
secara tepat.
5.
Siswa dapat menyanyikan lagu dengan
memperhatikan ketepatan nada dan tempo secara benar.
Pada pembelajaran sebelumnya kita telah mempelajari materi tentang Menggali teks narasi sejarah secara lisan, menjelaskan sistem tanam paksa, menjelaskan berbagai perlawanan terhadap pemerintah kolonial Belanda, keragaman sosial budaya di Indonesia, faktor peenyebab keragaman bangsa Indonesia. Hari ini kita akan lanjutkan tentang peristiwa sumpah pemuda, peristiwa menyublim dan mengembun, serta sikap tanggungjawab dan tangga nada.
Muatan Bahasa Indonesia (KD 3.5, 4.
5)
Mengidentifikasi teks narasi dari
dampak peristiwa sumpah pemuda 1928
Dampak Peristiwa
Sumpah Pemuda 1928
Pada
tanggal 28 Oktober 1928, suatu tekad yang sangat penting bagi penguatan konsep
wawasan kebangsaan Indonesia telah diikrarkan. Ikrar tersebut merupakan modal
yang sangat berharga bagi terbentuknya Negara kesatuan. Tekad untuk bersatu dan
mengesampingkan alasan-alasan
kedaerahan, kesukuan, keturunan, keagamaan, dan golongan. Namun, persatuan itu
tetap dalam kerangka saling menghormati dan menghargai perbedaan-perbedaan yang
ada. Kesemuanya bersatu padu dan melebur dalam ikrar Sumpah Pemuda. Sejak
peristiwa Sumpah Pemuda 1928, dunia dikejutkan oleh kemampuan dan kebulatan
tekad bangsa Indonesia untuk bersatu padu dalam sebuah ikatan kebangsaan.
Pengaruhnya pun sangat besar bagi organisasi pergerakan. Organisasi-organisasi
politik yang lahir setelah peristiwa Sumpah Pemuda semuanya memakai kata
“Indonesia” dalam namanya. Begitu pun dengan organisasi yang masih bersifat
kedaerahan mulai memproses untuk bersatu dalam satu wadah, yaitu Organisasi
Indonesia Muda. Adapun tujuannya adalah untuk mempererat tali persatuan segenap
pemuda yang berbangsa, berbahasa, dan bertanah air Indonesia.
Peristiwa Sumpah
Pemuda telah membawa kesadaran dalam diri setiap orang akan pentingnya
persatuan dan kesatuan dalam sebuah bangsa. Penyatuan berbagai sifat kedaerahan
menjadi sifat nasional terus dilakukan. Peristiwa Sumpah Pemuda menegaskan rasa
senasib sepenanggungan
sebagai satu bangsa. Rasa inilah yang kemudian menyebabkan timbulnya semangat
persatuan untuk membentuk sebuah negara kesatuan. Suasana
hening dan khidmat ketika lagu Indonesia Raya dinyanyikan pada peristiwa Sumpah
Pemuda 1928. Terlihat W. R. Supratman dengan gesekan biolanya mengumandangkan
lagu Indonesia Raya. Sementara para pengurus yang terdiri atas enam orang
pemuda dan semua peserta dengan penuh khidmat turut mendengarkan.
Menjelaskan kembali teks narasi
dari Kongres pemuda Indonesia
Kongres Perempuan Indonesia
Kongres Perempuan Indonesia berlangsung
tiga kali. Pada tanggal 22 Agustus 1928 di Yogyakarta, diselenggarakan Kongres
Perempuan Indonesia I. Kongres ini diikuti berbagai wakil organisasi wanita di
antaranya Ny. Sukamto, Ny. Ki Hajar Dewantara, dan Nona Suyatin. Kongres
berhasil membentuk Perserikatan Perempuan Indonesia (PPI). Kongres itu juga
berhasil merumuskan tujuan mempersatukan cita-cita dan usaha memajukan wanita
Indonesia serta mengadakan gabungan atau perikatan di antara perkumpulan
wanita. Pada tangal 28–31 Desember 1929, PPI mengadakan kongres di Jakarta dan
mengubah nama PPI menjadi PPII
(Perserikatan Perhimpunan Isteri Indonesia). Tanggal 20–24 Juli 1935, diadakan
Kongres Perempuan Indonesia II di Jakarta dipimpin oleh Ny. Sri Mangunsarkoro.
Kongres tersebut membahas masalah perburuhan perempuan, pemberantasan buta
huruf, dan perkawinan.
Kongres Perempuan III berlangsung di Bandung tanggal 23–28 Juli 1938 dipimpin
oleh Ny. Emma Puradireja, membicarakan hak pilih dan dipilih bagi wanita di
badan perwakilan. Dalam kongres tersebut, disetujui RUU tentang perkawinan
modern yang disusun oleh Ny. Maria Ulfah dan disepakati tanggal lahir PPI 22
Desember sebagai Hari Ibu.
Muatan IPA ( KD 3. 7, 4.7)
Peristiwa Mengembun dan Menyublim
Selain peristiwa mencair, membeku, dan
menguap, masih terdapat dua peristiwa perubahan wujud benda. Perubahan wujud
benda yang dimaksud adalah mengembun dan menyublim. Mengembun adalah peristiwa
perubahan wujud gas menjadi cair. Peristiwa ini merupakan kebalikan dari
peristiwa menguap. Pada waktu gas mengembun, gas melepaskan kalor karena
terjadi penurunan suhu di sekitarnya. Peristiwa sehari-hari yang mudah kamu
jumpai antara lain
peristiwa pengembunan yang terjadi di pagi hari. Meskipun pada malam sebelumnya
tidak terjadi hujan, tetapi pada pagi hari, terdapat tetesan air pada tanaman
yang berada di luar. Kamu juga dapat menjumpai beberapa tempat terasa lembap
oleh air. Peristiwa mengembun ini terjadi karena uap air dalam udara menyentuh
permukaan seperti permukaan daun atau permukaan yang lainnya. Menyublim
merupakan peristiwa berubahnya wujud zat padat menjadi gas. Mengkristal adalah
perubahan wujud gas menjadi padat. Peristiwa “lenyapnya” kapur barus yang
diletakkan di dalam lemari sering dijadikan contoh peristiwa menyublim. Contoh
peristiwa ini terjadi pada saat uap iodium yang mengkristal menjadi padatan
pada saat didinginkan pada suhu tertentu.
Muatan PPKn ( KD 3. 3, 4.3)
mengidentifikasi
sikap dan perilaku yang tepat dalam menghadapi keragaman dalam kehidupan
sehari-hari dengan penuh tanggung jawab.
Bersatu Kita Teguh, Bercerai Kita
Runtuh
Dengan mempelajari sejarah perjuangan bangsa
melawan penjajah, khususnya peristiwa Sumpah Pemuda, banyak pelajaran yang kita
petik. Kita menjadi tahu bahwa persatuan dan kesatuan memiliki arti penting
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Berbagai perlawanan yang bersifat
kedaerahan selalu saja gagal dalam mengusir penjajah. Bangsa kita pun mudah
diadu domba. Dengan demikian, tepat kiranya pepatah ”bersatu kita teguh,
bercerai kita runtuh”. Persatuan dan kesatuan dapat kita wujudkan dengan
membina kerukunan di rumah, sekolah, dan masyarakat. Selain itu, pola hidup
gotong royong juga harus senantiasa dilakukan oleh asyarakat.
Sekarang, ceritakan sikap dan perilakumu sehari-hari yang sudah menunjukkan
nilai-nilai kerukunan hidup.
Persamaan hak dan kewajiban antara
golongan pria dan wanita dalam bidang tertentu merupakan salah satu bentuk
penerapan nilai-nilai Sumpah Pemuda dan Kongres Perempuan Indonesia. Dalam
melakukan kegiatan demi kepentingan bangsa dan negara, setiap golongan memiliki
hak dan kewajiban yang sama. Alasan-alasan yang bersifat kedaerahan, keagamaan,
kesukuan, dan golongan harus dikesampingkan dengan tetap menghormati dan
menghargai adanya perbedaan. Sikap tersebut juga berlaku dalam bidang kebudayaan.
Kebudayaan nasional merupakan hasil dari akal budi seluruh bangsa Indonesia
yang terdiri atas beragam suku bangsa. Bahkan, kebudayaan nasional juga diatur
dalam UUD 1945, bahwa “pemerintah memajukan kebudayaan nasional Indonesia”.
Dengan demikian, perkembangan dan pelestarian kebudayaan nasional menjadi
tanggung jawab seluruh bangsa Indonesia. Mengembangkan dan melestarikan
kebudayaan daerah merupakan salah satu caranya karena kebudayaan daerah
merupakan akar
dari kebudayaan nasional.
Upaya-upaya pengembangan dan pelestarian
kebudayaan nasional yang lain adalah sebagai berikut.
1. Secara terus-menerus diadakan kegiatan pengenalan dan penyebaran budaya
nasional kepada masyarakat.
2. Kegiatan penggalian situs-situs bersejarah dan pemeliharaan temuantemuan
sejarah harus senantiasa digalakkan.
3. Pengembangan budaya daerah dan nasional melalui pendidikan dan pengajaran,
misalnya menjadikan bahasa dan kesenian daerah sebagai mata pelajaran muatan
lokal wajib di sekolah-sekolah.
4. Senantiasa dikembangkan sikap menghormati kebudayaan sendiri dan kebudayaan
daerah lain.
5. Mengenal dan mempelajari kebudayaan sendiri yang merupakan warisan leluhur.
Muatan SBdP (KD 3. 2, 4.2)
Tumbuhkan kesadaran dalam
diri untuk cinta tanah air dengan menyanyikan lagu berikut dengan menggunakan
tangga nada yang benar. Dan sebagai pemahaman kalian dalam memahami tangga
nada.
Latihan Soal Tema 7 Sub Tema 1
Kerjakan dengan teliti dan jawab dengan benar ya nak! jangan lupa kirimkan dokumentasi kalian saat mengerjakan serta hasil nilainya ya nak! terimakasih
Tetep jaga kesehatan, shalat 5 waktu dan selalu semangat walaupun belajarnya dari rumah.
Wassalamualaikum.wr.wb.