Hari/Tanggal : Selasa, 19 September 2023
Selamat Pagi,,,Tabik pun ,,,!!
Semoga anak - anak hari ini dalam keadaan sehat dan semangat dalam belajar.
Semoga anak - anak hari ini dalam keadaan sehat dan semangat dalam belajar.
ELEMEN DAN CAPAIAN PEMBELAJARAN :
>B.INDONESIA : Menulis
Peserta didik mampu menulis teks narasi, teks deskripsi, teks rekon, teks prosedur, dan teks eksposisi dengan rangkaian kalimat yang beragam, informasi yang rinci dan akurat dengan topik yang beragam. Peserta didik terampil menulis tegak bersambung.
> MATEMATIKA : Geometri
Peserta didik dapat mendeskripsikan ciri berbagai bentuk bangun datar (segiempat, segitiga, segibanyak). Mereka dapat menyusun (komposisi) dan mengurai (dekomposisi) berbagai bangun datar dengan lebih dari satu cara jika memungkinkan.
TUJUAN PEMBELAJARAN :
> B.INDONESIA :
1. Melalui kegiatan menuliskan pengalaman saat bepergian, peserta didik dapat menulis dengan menggunakan tanda baca dan huruf kapital dengan tepat.
>MATEMATIKA :
1. Peserta didik dapat menggunakan pemahaman sudut untuk memecahkan masalah.
ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP) :
>B.INDONESIA :
1. Peserta didik menuliskan kalimat dengan tanda baca yang tepat sesuai fungsinya, dengan huruf kapital di awal kalimat.
>MATEMATIKA :
1. Peserta didik memeriksa yang telah dipelajari.
2. Peserta didik menggunakan pemahaman sudut untuk memecahkan masalah.
MATERI :
>B.INDONESIA :
Penggunaan Tanda Baca dan Huruf Kapital
Penggunaan tanda baca dan huruf kapital tersebut harus sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan (PUEBI). PUEBI sendiri merupakan pedoman yang diterbitkan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan agar masyarakat Indonesia dapat menggunakan Indonesia dengan baik dan benar.
Penggunaan Tanda Baca
1. Tanda Titik (.)
Tanda titik dipakai pada akhir kalimat pernyataan.
Contoh: Nenekku tinggal di Bandung.
Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka, jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu atau jangka waktu.
Contoh: Pukul 02.09.14 (pukul 2 lewat 9 menit 14 detik)
Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang menunjukkan jumlah.
Contoh: Penduduk desa itu berjumlah 400 orang.
2. Tanda Koma (,)
Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan.
Contoh: Buku, majalah, dan jurnal termasuk sumber kepustakaan.
Tanda koma digunakan sebelum kata penghubung, seperti melainkan, tetapi, dan sedangkan, dalam kalimat majemuk setara.
Contoh: Dia membaca cerita, sedangkan adiknya bermain boneka.
Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului induk kalimatnya.
Contoh: Kalau diundang, saya akan datang.
Tanda koma dipakai di belakang kata atau penghubung antarkalimat, seperti dengan demikian, mesipun demikian jadi, dan sebagainya.
Contoh: Anak itu rajin membaca sejak kecil. Jadi, wajar kalau dia menjadi bintang pelajar.
Tanda koma dipakai sebelum dan/atau sesudah kata seru, seperti wah, aduh, atau hai, dan kata yang dipakai sebagai sapaan, seperti Bu, Kak, Dik, atau Nak.
Contoh: Hati-hati, ya, jalannya licin!
3. Tanda Titik Koma (;)
Tanda titik koma bisa digunakan untuk menggantikan kata penghubung yang memisahkan kalimat setara dalam kalimat majemuk.
Contoh: Ayah menyelesaikan pekerjaan; Ibu menulis makalah; Adik membaca cerita pendek.
Tanda titik koma dipakai untuk memisahkan bagian pemerincian dalam kalimat yang sudah menggunakan tanda koma.
Contoh: Ibu membeli buku, pensil, dan tinta; baju, celana, can kaus; pisang, apel, dan jeruk.
4. Tanda Titik Dua (:)
Tanda titik dua dipakai pada akhir pernyataan lengkap yang diikuti pemerincian atau penjelasan.
Contoh: Hanya ada dua pilihan bagi pejuang kemerdekaan: hidup dan mati.
Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan penjelasan.
Contoh: Ketua: Ahmad Wijaya
5. Tanda Hubung (-)
Tanda hubung dipakai untuk menyambung unsur kata ulang.
Contoh: anak-anak, berulang-ulang, kemerah-merahan
Tanda hubung dipakai untuk memperjelas hubungan bagian kata atau ungkapan.
Contoh: ber-revolusi, meng-ukur
Tanda hubung dipakai untuk merangkai unsur bahasa Indonesia dengan bahasa daerah atau bahasa asing.
Contoh: di-back up, me-recall
Penggunaan Huruf Kapital
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama awal kalimat.
Contoh: Kita harus bekerja keras.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk julusan.
Contoh: Amir Hamzah, Dewi Sartika, Halim Perdanakusuma
Huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung.
Contoh: “Mereka berhasil meraih medali emas,” katanya.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan.
Contoh: Islam, Kristen, Alquran, Allah
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.
Contoh: Wakil Presiden Adam Malik
Huruf kapital dipakai sebagai pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.
Contoh: bangsa Indonesia, suku Dani, bahasa Inggris
> MATEMATIKA :
Penerapan Sudut dalam Kehidupan Sehari-hari
Tahukah kalian apa manfaat yang kita peroleh dari mempelajari sudut? Tahukan kalian apa saja penerapan dari konsep sudut itu dalam kehidupan sehari-hari. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, berikut ini akan disajikan beberapa penerapan dari konsep sudut dalam kehidupan sehari-hari.
Penerapan Sudut dalam Kehidupan Sehari-hari
1. Menghitung Tinggi Benda
Salah satu penerapan konsep sudut yang paling populer dan banyak digunakan dalam kehidupan adalah teorema phytagoras. Teorema ini menerangkan tentang keberhubungan sisi-sisi yang terdapat dalam sebuah segitiga siku-siku.
2. Menentukan Jarak Akhir Kapal dari Pelabuhan Awal
Selain Teorema Phytagoras, konsep sudut juga dimanfaatkan dalam penentuan jarak akhir kapal dari pelabuah awal. Dalam hal ini, konsep sudut digunakan pada sebuah segitiga siku-siku dimana konsep itu menggunakan aplikasi Teorema Phytagoras dalam kehidupan sehari-hari.
3. Menentukan Jarak Tangga dengan Tembok
Penerapan konsep sudut yang paling sering digunakan adalah pada segitiga siku-siku. Hal ini dikarenakan pada segitiga siku-siku, berlaku konsep Teorema Phytagoras. Berikut ini adalah contoh permasalahan yang berkaitan dengan konsep sudut untuk menentukan jarak tangga dengan tembok.
4. Membuat Atap Rumah
Dalam membuat atap rumah, tentunya seorang tukang bangunan akan memanfaatkan konsep sudut. Bayangkan apabila seorang tukang bangunan tidak memanfaatkan konsep sudut dalam membuat atap bangunan; Bayangkan apabila seorang tukang bangunan membuat atap dengan bentuk yang tidak teratur.
Tentunya atap dari rumah dengan gambaran seperti di atas akan tampak tidak indah dan bisa saja berbahaya bagi sang pemilik rumah tersebut. Untuk itu, sangat penting bagi seorang tukang bangunan untuk memanfaatkan konsep sudut khususnya sudut lancip.
5. Pembuatan Paku oleh Pabrik Paku
Paku merupakan salah satu alat yang sangat penting dalam dunia pertukangan. Paku biasa digunakan untuk menempelkan dua kayu, memasang benda di dinding, dsb.
Agar dapat membuat dua benda menembus benda yang sangat keras, maka ujung paku harus dibuat lancip. Dengan demikian, ujung paku harus dibuat dengan besar antara 0o sampai 90o. Semakin kecil sudut yang terbentuk, maka semakin mudah paku tersebut menembus benda yang keras.
Selain paku ada banyak benda-benda yang menggunakan sudut seperti pisau, kapak, dan gunting Bagian yang tajam dari alat-alat tersebut merupakan bidang miring.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar